Potensi Penurunan Harga Minyak dan Gas Bumi Dunia
Pada 2016, permintaan minyak diperkirakan terus tumbuh meski dengan persentase lebih kecil. Data SPE terbaru (September 2016), Q3-2016 ini mencatat bahwa pasokan minyak dunia adalah sekitar 96.4 juta barel per hari, sedangkan konsumsinya hanya sekitar 95.03 barel per hari saja sehingga masih ada kelebihan pasokan sekitar 1.4 juta barel per harinya.
Sejatinya, pemakaian minyak dan gas bumi di dunia terus mengalami peningkatan, hal ini membuat munculnya pemberitaan kenaikan harga minyak dan gas bumi. Banyak yang berpendapat bahwa harga minyak dan gas bumi selalu meningkat karena tuntutan pasar pemakaian. Namun, tingginya harga minyak mentah dipengaruhi oleh kualitas tinggi yang merujuk pada dua faktor kualitas utama yaitu grade dengan kepadatan yang relatif rendah (low density) serta kandungan sulfur yang juga rendah (sweet).
Namun, minyak dan gas bumi ternyata juga dapat mengalami penurunan harga. Apa penyebab penurunan harga ini?
1. Pasokan berlebih
Kondisi kelebihan pasokan ini ini akibat Amerika Serikat melakukan revolusi energi yang membanjiri pasokan. Organisasi Negara-negara pengekspor minyak (OPEC) bukannya menyeimbangkan pasar, malah terus menggenjot produksi minyak.
2. Pasokan shale gas dari AS terus naik
Produksi minyak AS terus meningkat. Produsen di sana secara agresif terus meningkatkan produksi. Banyak analis berpendapat harga minyak tidak akan kunjung stabil sampai ada perusahaan minyak di AS yang bangkrut atau melakukan merger.
3. Permintaan menurun
Ekonomi global sedang mengalami penurunan. Negara maju sedang berjuang mempertahankan ekonominya. Negara yang perekonomiannya membaik, seperti AS, sedang mengimplementasikan standar efisiensi agar permintaan minyak dapat dibatasi. Pada saat yang sama, negara berkembang pun sedang mengalami perlambatan ekonomi.
4. Ekonomi China sedang lesu
Pendorong ekonomi dunia beberapa tahun sebelumnya adalah China. Tapi saat ini terjadi banyak masalah di sana. Perlambatannya membuat harga komoditas dunia menurun, termasuk minyak mentah.
5. Kenaikan nilai dolar AS
Seperti harga komoditas lainnya, minyak pun dihargai dengan dolar AS. Akibatnya, ketika sekarang nilainya naik maka harganya pun demikian untuk di luar AS. Mata uang dolar ini telah naik tujuh persen pada tahun ini dibandingkan mata uang negara lainnya. Kebijakan Cina yang mendevaluasi nilai yuan semakin membuat tekanan ke harga minyak.
6. Iran yang membanjiri dunia dengan minyak
Kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara Barat beberapa waktu lalu bakal membuat minyak dari negara itu membanjiri pasar. Bahkan ada tanda kalau Iran sedang menimbun banyak minyak saat ini.
Okligianty Luciana
Public Relations Officer